Minggu, 25 Januari 2015

Biaya Produksi Tak Langsung

        Yang dimaksud biaya produksi tidak langsung adalah seluruh biaya produksi yang terjadi di pabrik (dibagian produksi) selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung, biaya produksi tidak langsung sering juga diistilahkan dengan biaya overhead pabrik (BOP), yang termasuk kedalam biaya produksi tidaklangsung contohnya :
  • Pemakaian bahan penolong
  • Upah tidak langsung ; upah yang diberikan kepada pekerja yang secara tidak langsung tidak terlibat dalam pembuatan produk misal gaji mandor, gaji kepala bagian produksi dan sebagainya.
  • Biaya penyusutan mesin di bagian produksi.
  • Biaya penyusutan gedung pabrik dan
  • Segala biaya yang terjadi di bagian produksi yang secara tidak langsung turut serta membentuk harga pokok produksi dari produk yang dihasilkan.
Biaya biaya tidak langsung sebelum dibebankan kepada produk dikumpulkan dalam perkiraan Biaya Overhead Pabrik (BOP). Dengan demikian biaya produksi tidak langsung yang sesungguhnya terjadi merupakan elemen pembentuk harga pokok produksi. Biaya produksi tidak langsung yang sesungguhnya dicatat dalam jurnal dengan mendebet perkiraan BOP Sesugguhnya dan mengkredit macam-macam rekening yang dikredit bila unsur biaya produksinya tidak diketahui, tetapi bila BOP sesungguhnya diketahui jenisnya, maka jurnalnya mendebit perkiraan BOP dan mengkredit setiap jenis BOP Sesugguhnya tersebut.
Dari pemaparan diatas maka cara mencatat biaya produksi tidak langsung adalah sebagai berikut :
1. Bila jenis BOP tidak diketahui maka jurnalnya

2. Bila jenis BOP diketahui, misal :
  • Biaya bahan penolong Rp. 1.500.000
  • Biaya penyusutan gedung pabrik Rp. 4.000.000
  • Biaya penyusutan mesin Rp. 3.500.000
  • Biaya asuransi pabrik Rp. 2.000.000
Maka bentuk jurnalnya :

3. Pembebanan BOP sesungguhnya kepada produk
Misal , BOP dibebankan kepada produk dengan tarif 105% dari biaya tenaga kerja langsung, dimana besarnya tenaga kerja langsung adalah Rp. 10.000.000, maka jurnalnya :

BOP dibebankan = 105% X BTKL = 105% x Rp. 10.000.000 = Rp. 10.500.000
4.Mencatat selisih BOP
Kadang dalam praktek antara BOP sesungguhnya terjadi dengan BOP yang dibebankan tidak sama, sebab pembebanan kepada produk biasanya berdasarkan tarif yang telah ditentukan dimuka (lihat contoh diatas, tarif ditentukan berdasarkan % dari Biaya Tenaga Kerja Langsung).
Bila terjadi hal demikian maka harus dibuat jurnal untuk mencatat selisih BOP.
  • Jika BOP sesungguhnya lebih besar dari BOP yang dibebankan maka terjadi selisih rugi, maka jurnal untuk mencatat selisih rugi BOP tersebut adalah :


    Selisih BOP (D) Rp. xxx
    BOP Sesungguhnya (K) Rp. xxx
  • Jika BOP sesungguhnya lebih kecil dari BOP yang dibebankan maka terjadi selisih laba, maka jurnal untuk mencatat selisih rugi tersebut adalah :
    BOP Sesunguhnya (D) Rp. xxx
    Selisih BOP (K) Rp. Xxx
Dari contoh diatas maka terjadi selisih laba sebesar Rp 500.000 karena haga BOPS sesungguhnya lebih besar dari BOP dibebankan maka jurnalnya :

5. Menutup rekening selisih BOP
Selisih yang terjadi dan telah dicatat dalam jurnal maka pada akhir nya harus ditutup, penutupan dilakukan tergantung dari selisih yang terjadi ,
  • Jika selisih laba maka penutupan dilakukan dengan cara mendebet perkiraan Harga Pokok Penjualan dan mengkredit selisih BOP
  • Jika selisih rugi maka penutupan dilakukan dengan cara mendebet perkiraan selisih BOP dan mengkredit perkiraan Harga Pokok Penjualan
    Dari contoh diatas dimisalkan nilai harga pokok penjualan sebesar Rp 20.000.000 maka untuk menutup selisih BOP pada point 4 jurnalnya adalah :

Dari lima langkah pencatatan biaya produksi tak langsung jika kita posting ke buku besat T akan tampak aliran biaya seperti berikut ini :
 

Harga Pokok Penjualan

Pengertian Harga Pokok Penjualan.
Yang dimaksud dengan harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual.

Ada dua manfaat dari harga pokok penjualan.
1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.
2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian.

2. Rumus Menghitung Penjualan Bersih.
Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatan Perusahaan. Unsur-unsur dalam penjualan bersih terdiri dari:
- penjualan kotor;
- retur penjualan;
- potongan penjualan;
- penjualan bersih.
Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai berikut:
Penjualan bersih = penjualan kotor – retur penjualan – potongan penjualan.

Contoh:
Diketahui penjualan Rp. 25.000.000,-
Retur penjualan Rp. 125.000,-
Potongan penjualan Rp. 150.000,-
Hitunglah penjualan bersih!
Penjulan bersih = Rp. 25.000.000,- – Rp. 125.000,- – Rp. 150.000,- = Rp. 24.725.000,-

3. Rumus Menghitung Pembelian Bersih.
Pembelian bersih adalah sebagai salah satu unsur dalam menghitung harga pokok penjualan.
Unsur-unsur untuk menghitung pembelian bersih terdiri dari:
- pembelian kotor;
- biaya angkut pembelian;
- retur pembelian dan pengurangan harga;
- retur pembelian;
- potongan pembelian.
Untuk menghitung pembelian bersih dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pembelian bersih = pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.

4. Rumus Menghitung Harga Pokok Penjualan.
Untuk menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan terlebih dahulu unsur-unsur yang berhubungan dengan harga pokok penjualan.
Unsur-unsur itu antara lain:
- persediaan awal barang dagangan;
- pembelian;
- biaya angkut pembelian;
- retur pembelian dan pengurangan harga;
- potongan pembelian

Rumus harga pokok penjualan:
HPP = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih – persediaan akhir
HPP = Barang yang tersedia untuk dijual – persediaan akhir

Keterangan :
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih.
Pembelian bersih = Pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.
Atau
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal + pembelian + beban angkut
Pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.
Persediaan akhir barang yang tersedia (dikuasai) pada akhir periode akuntansi.
Untuk menghitung Harga Pokok Penjualan.
Perhatikan bagan di bawah ini.


5. Pengertian Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan sumber pendapatan dan beban suatu perusahaan (dagang) selama periode akuntansi.
Untuk Menghitung laba rugi perusahaan adalah:
Laba bersih = laba kotor – beban usaha.
Beban uasaha dalam perusahaan dagang ada dua kelompok.
1. Beban penjualan ialah biaya yang langsung dengan penjualan.
2. Beban administrasi/umum ialah biaya-biaya yang tidak langsung dengan penjualan.
Untuk menghitung laba kotor adalah:
Laba kotor = penjualan bersih – harga pokok penjualan.
Sedangkan untuk menghitung penjualan bersih adalah :
Penjualan bersih = penjualan – retur penjualan dan pengurangan harga – potongan penjualan.

6. Menyusun Laporan Laba Rugi.
Laporan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk yaitu single step dan multiple step.
A. Single Step/Langsung.

Laporan single step/langsung yaitu laporan laba rugi di mana semua pendapatan dijumlahkan menjadi satu, demikian juga untuk bebannya, kemudian dicari selisihnya untuk mengetahui laba atau rugi.B. Multiple Step (Bertahap)

Laporan laba rugi bentuk multiple step (bertahap) adalah laporan laba rugi dengan mengelompokkan atau memisahkan antara pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, dan memisahkan pula antara beban usaha dan beban di luar usaha, baru kemudian dicari selisihnya sehingga akan diperoleh laba atau rugi usaha.
7. Perusahaan Unsur Laporan Perubahan Modal.
Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang menyajikan perubahan modal selama satu periode akuntansi.
Perubahan modal diakibatkan oleh adanya pengambilan pribadi, diperolehnya laba, dideritanya kerugian atau adanya setoran pribadi.
Unsur-unsur laporan perubahan modal yaitu:
- modal awal
- laba atau rugi
- pengambilan pribadi
- setoran pribadi
- modal akhir.

8. Unsur-unsur Laporan Neraca.
Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi ruangan perusahaan pada saat tertentu unsur-unsur neraca terdiri dari :
- harta
- kewajiban/utang
- modal
Bentuk laporan neraca terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk laporan dan bentuk scontro/sebelah menyebelah.

Harga Pokok Produksi

Pengertian Harga PokokPokok Produksi
Harga pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan untuk mengubah bahan baku menjadi produk. Perhitungan Harga pokok Produk dapat digunakan untuk menentukan harga jual yang akan diberikan kepada pelanggan sesuai dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.
Komponen Biaya Harga Pokok produksi
Biaya produksi terdiri dari dua keluarga besar yakni biaya komersial dan biaya manufaktur, biaya manufaktur adalah biaya pabrik yakni jumalh dari elemen-elemen biaya diantaranya Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Dari penjelasan disamping biaya bahan baku disebut juga biaya utama sedangkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik disebut juga biaya konversi. Sedangkan biaya komersial adalah biaya yang timbul atau yang terjadi dikarenakan kegitan diluar dari proses produksi seperti biaya pemasaran dan biaya administrasi umum.
Penjelasan mengenai biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
a.         Biaya bahan baku
Terjadi karena adanaya pemakain bahan baku. Biaya bahan baku merupakan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang atau produk, baiasanya 100% bahan baku merupakan masuk dalam produk yang telah jadi.
b.         Biaya tenaga kerja langsung
Biaya ini timbul ketika pemakaian biaya berupa tenaga kerja yang dilakukan untuk mengolah bahan menjadi barang jadi, biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang langsung terlibat dalam pengolahan bahan menjadi produk.
c.         Biaya overhead pabrik
Dan biaya overhead pabrik timbul akibat pemakain fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk mengolah bahan seperti mesin, alat-alat, tempat kerja dan sebagainya. Dan yang lebih jelas lagi adalah biaya overhead pabrik terdiri dari baiaya diluar dari biaya bahan baku.
 Dua perhitungan Harga pokok produksi
Perhitungan harga pokok produksi ada dua macam yakni harga pokok pesanan dan harga pokok proses, dibawah ini dijelaskan keduanya :
1.      Harga pokok pesanan
Harga pokok pesan adalah perhitungan harga pokok produksi berdasarkan pesanan. Karakteristik dari harga pokiok pesanan diantaranya (proses pengolahan produk berlangsung secra terus menerus, prduk yang dihasilkan berdasarkan spesifikasi dari pembeli ataupun pelanggan, produksi bertujuan untuk memenuhi pesanan.
Ciri khusus dari harga pokok pesanan itu sendiri diantaranya (tujuan produksi untuk melayani pesanan pembeli, baiaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan, biaya produksinya dibagi 2 “biaya langsung dan baiaya tidak langsung”, harga pokok pesanan dihitung setelah selesai pesanan diproduksi.
Manfaat dari harga pokok pesasn itu sendiri diantaranya
a.       Menetukan harga kepada pemesan\
b.      Pertimbangan diterima atau tidaknya pesanan
c.       Mamantau realisasi produk
d.      Perhitungan laba atau rugi
e.       Penentuap HPP jadi ataupun dalam proses.
2.      Harga pokok proses
Harga pokok proses adalah perhitungan harga pokok produk dimana biaya djumalah dalam periode tertentu dan  dibagi dengan jumlah unit produksi periode yang bersangkutan, ciri-ciri perusahaan yang menggunakan harga pokok pesanan diataranya
a.       Proses produksi secara terus-menerus
b.      Produknya bersifat standar
c.       Produk ditujukan untuk memenuhi persedian siap jual
d.      Tidak tergantung pada pesanan.
Manfaat penggunan harga pokok proses sendiri adalah penetuan harag jual produk yang tepat, memantau realisasi biaaya, laba rugi yang terhitung.Disamping itu ada harga pokok proses lanjutan yang dimana hubungan antara satu periode dengan periode lain sangat diperhatikan dimana unit yang belum selesai diperiode sebelumnya akan selalu di teruskan pada periode selanjutnya dan harga yang dikenakan biasanya berbeda dengan harga seblumnya.

perusahaan jasa

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Siklus akuntansi adalah proses penyediaan informasi keuangan yang meliputi tahap pencatatan dan ikhtisar sampai dengan tahap penyusunan laporan keuangan berdasarkan tahapan-tahapan penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan adalah sebuah bentuk penyampaian informasi keuangan kepada pemakai informasi dalam bentuk debit dan kredit agar mudah dipahami, relevan, andal, dan dapat di bandingkan.
Secara garis besar siklus akuntansi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Siklus akuntansi perusahaan jasa dan siklus akuntansi perusahaan dagang. Terdapat perbedaan cukup signifikan antara kedua siklus akuntansi tersebut. Untuk memahami lebih lanjut tentang perbedaan bentuk siklus akuntansi perusahaan dagang dengan siklus akuntansi perusahaan jasa, dapat dilihat pada informasi berikut:
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Secara umum bentuk siklus akuntansi perusahaan jasa meliputi:
1. Pembuatan bukti transaksi
2. Membuat jurnal/buku harian atas transaksi yang terjadi sesuai berdasarkan tanggal transaksi
3. Pemindahbukuan dari jurnal ke buku besar (pembuatan buku besar)
4. Membuat ayat jurnal penyesuaian
5. Pembuatan kertas kerja
6. Menyusun laporan keungan
7. Membuat jurnal penutup
8. Penutupan buku besar
9. Neraca sisa/saldo setelah penutupan
10.Membuat jurnal pembalik

Akuntansi


Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan.
    Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan.
   Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri atas empat jenis laporan, yaitu
  • Neraca, adalah suatu daftar sistematis yang memuat informasi mengenai aktiva, utang dan modal suatu perusahaan pada akhir periode tertentu. Disebut sebagai daftar yang sistematis, karena neraca disusun berdasarkan urutan tertentu. Dalam neraca dapat diketahui berapa jumlah kekayaan perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban serta kemampuan perusahaan memperoleh tambahan pinjaman dari pihak luar. Selain itu juga dapat diperoleh informasi tentang jumlah utang perusahaan kepada kreditur dan jumlah investasi pemilik yang ada di dalam perusahaan tersebut.
  • Laporan laba rugi, adalah ikhtisar mengenai pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dapat diketahui laba yang diperoleh dan rugi yang dialami.
  • Laporan perubahan modal, adalah laporan yang menunjukkan perubahan modal untuk periode tertentu, mungkin satu bulan atau satu tahun. Melalui laporan perubahan modal dapat diketahui sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu.
  • Laporan arus kas, dengan adanya laporan ini pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan kas dimasa mendatang.
Untuk membuat Laporan Keuangan, khususnya perusahaan jasa terdapat delapan langkah, yang dikenal dengan Siklus Akuntansi. kedelapan langkah tersebut adalah:
  1. Transaksi keuangan
  2. Mencatat segala transaksi keuangan, berdasarkan bukti asli transaksi, dalam satu periode akuntansi
  3. Membuat Jurnal Umum berdasarkan catatan no.2
  4. Membuat Buku Besar
  5. Membuat Jurnal Penyesuaian
  6. Membuat Laporan Keuangan: Laporan Laba rugi, Neraca, dan Leporan Perubahan Modal
  7. Membuat Jurnal Penutup
  8. Membuat Neraca Saldo setelah penutupan
Untuk perusahaan dagang, sebenarnya juga hampir sama tetapi ada tambahan lain. Langkah-langkah tersebut adalah:
  • Tahap Pencatatan
  1. Transaksi (Transaksi Internal dan Transaksi Eksternal)
  2. Pengumpulan Bukti Transaksi
  3. Mencatat ke dalam Jurnal Umum, Jurnal Khusus dan ke dalam Buku Besar Pembantu
  4. Merekapitulasi Jurnal Umum dan Jurnal Khusus
  5. Posting ke Buku Besar
  • Tahap Pengikhtisaran
  1. Membentuk Neraca Saldo
  2. Menyusun Ayat Jurnal Penyesuaian
  3. Membentuk Kertas Kerja (Worksheet) dalam bentuk Neraca Lajur
  • Tahap Pelaporan Keuangan
  1. Menyusun Laporan Keuangan
    1. Laporan Laba Rugi
    2. Laporan Perubahan Modal
    3. Laporan Neraca
    4. Laporan Arus Kas
  1. Menyusun Ayat Jurnal Penutup
  2. Membentuk Neraca Saldo setelah Penutupan
  3. Menyusun Ayat Jurnal Pembalik